with zia mirza and abrar

at ACC Dayan Daood

Mirza and friends

at Joker Studio with 2 Palee

Remaja Dakwah Man Model Banda Aceh

In Man Model by Jajak

with zia me and abrar

Trio Bedenk

by Jajak

Sabtu, 22 Juni 2013

Khalifah _ Para Mujahidin_ Palestine


بسم الله الرحمن الرحيم

وَمَنْ جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ (٦)

Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam

Khalifah _ Para Mujahidin_ Palestine


بسم الله الرحمن الرحيم

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".

Senin, 27 Mei 2013

Pemanfaatan Tanaman Pepaya Sebagai Obat Tradisional

Pemanfaatan Tanaman Pepaya Sebagai Obat Tradisional

A.    Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Pencernaan manusia sangat rentan terkena penyakit, karena di dalam pencernaan berkumpul makanan-makanan yang kita makan dan bisa saja terdapat bakteri jahat yang dapat merugikan tubuh, oleh karena itu karya tulis ilmiah ini berisi informasi tentang manfaat buah pepaya bagi kesehatan pencernaan yang mungkin bisa membantu mengatasi masalah pencernaan.
Selain mengatasi masalah pencernaan, pepaya juga bermanfaat mengatasi beberapa masalah penyakit lainnya.
Oleh karena itu saya tertarik untuk meneliti lebih jauh manfaat dan kegunaan dari tanaman pepaya sebagai obat tradisional.

2. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian yang telah tersebut di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
-          Mengetahui bagian-bagian mana saja dari tanaman pepaya yang bisa dimanfaatkan sebagai obat tradisional
-          Mengetahui khasiat tanaman pepaya sebagai obat tradisional
-          Mengetahui cara pengolahan dan cara mengonsumsinya sebagai obat tradisional
3. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan latar belakang masalah dan tujuan penelitian yang telah saya sebutkan diatas, maka diharapkan dapat memberikan manfaat terutama bagi saya sendiri sekaligus dapat memberikan informasi kepada masyarakat bahwa tanaman pepaya dapat dijadikan sebagai obat tradisional.

B.     Tinjauan Kepustakaan
Pepaya adalah sumber vitamin A dan C yang kaya. Getah dari pohon pepaya kaya akan “papain” , yaitu suatu enzim pencernaan yang merupakan obat yang bermanfaat. Pepaya juga kaya akan karoten yang baik untuk mata anda.
(Jerry D. Gray)

C.    Pengenalan Buah Pepaya
Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba dari famili Caricaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan kawasan sekitar Mexico dan Costa Rica. Tanaman pepaya banyak ditanam orang, baik di daeah tropis maupun sub tropis. di daerah-daerah basah dan kering atau di daerah-daerah dataran dan pegunungan (sampai 1000 m dpl). Buah pepaya merupakan buah meja bermutu dan bergizi yang tinggi.

D.    Jenis tanaman
Ø  Pepaya Jantan
Pohon pepaya ini memiliki bunga majemuk yang bertangkai panjang dan bercabang-cabang. Bunga pertama terdapat pada pangkal tangkai. Ciri-ciri bunga jantan ialah putih/bakal buah yang rundimeter yang tidak berkepala, benang sari tersusun dengan sempurna.
Ø Pepaya Betina
Pepaya ini memiliki bunga majemuk artinya pada satu tangkai bunga terdapat beberapa bunga. Tangkai bunganya sangat pendek dan terdapat bunga betina kecil dan besar. Bunga yang besar akan menjadi buah. Memiliki bakal buah yang sempurna, tetapi tidak mempunyai benang sari, biasanya terus berbunga sepanjang tahun.
Ø  Pepaya Sempurna
Pepaya sempurna memiliki bunga yang sempurna susunannya, bakal buah dan benang sari dapat melakukan penyerbukan sendiri maka dapat ditanam sendirian. Terdapat 3 jenis pepaya sempurna :
a. Berbenang sari 5 dan bakal buah bulat
b. Berbenang sari 10 dan bakal buah lonjong
c. Berbenang sari 2-10 dan bakal buah mengkerut
E.  Manfaat Buah Pepaya Untuk Pengobatan
Ø  Kulit bernoda
Oleskan pepaya matang yang sudah diparut pada daerah yang bermasalah selama setengah jam sebelum mandi. Hal ini akan menghilangkan flek dan noda-noda lain di kulit dan menstimulasi kilauan yang alami.
Mengoleskan jus pepaya mentah segar pada jerawat membantu untuk menghilangkannya.
Ø  Kanker
Pepaya kaya akan vitamin C maka ia sangat efektif sebagai antioksidan. Pepaya juga mengandung folasin (dikenal juga sebagai asam folik) yang terbukti dapat meminimalisasi kanker jenis tertentu.
Ø  Diare
Mengonsumsi pepaya mentah yang sudah direbus akan menyembuhkan diare yang kronis.
Ø  Masalah menstruasi
Makan pepaya matang setiap hari membantu melancarkan dan merutinkan haid.
Ø  Perut bermasalah
a. Makan pepaya matang segar pada saat sarapan pagi. Hal ini akan menyembuhkan pencernaan , maag , keasaman , dan meningkatkan nafsu makan.
b. Daun pepaya kering yang telah ditumbuk menjadi serbuk, direndam dengan air selama satu malam, kemudian diminum pada pagi hari, berguna untuk menyembuhkan semua jenis sakit perut.
F. Metode penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Gampong Lambhuk, Kecamatan Ulee Kareng mulai tanggal 15 sampai 17 Maret 2013
2. Bahan dan Alat Penelitian
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku panduan, buku tulis dan peralatan tulis.
    3. Metode
       a. Populasi
           Hampir seluruh masyarakat Gampong Lambhuk gemar mengonsumsi buah  pepaya yang sangat baik untuk pencernaan.
 b. Sampel
      Sampel yang diambil sebanyak 4 orang warga di Gampong Lambhuk. Kemudian mereka diajukan beberapa pertanyaan yang berbeda-beda. Pemilihan sampel dilakukan secara acak, untuk mengetahui manfaat dari tanaman pepaya.
 c. Metode Survei
         Tujuan dilakukan survei adalah untuk mengetahui apa-apa saja manfaat dari mengonsumsi buah pepaya dan juga bagian apa-apa saja dari tanaman pepaya yang dapat dijadikan obat tradisional. Setiap intisari yang telah di dapatkan bisa langsung dicatat.
d. Teknik Wawancara
     Wawancara dilakukan dengan masyarakat setempat untuk menggali informasi tentang manfaat apa saja dari buah pepaya yang dapat dijadikan sebagai obat tradisional. Selain itu, juga untuk mengetahui  bagaimana cara pengolahannya dan khasiatnya.
4. Pengumpulan Data
   Pengumpulan data dilakukan setelah lokasi penelitian ditetapkan, hasil survei dan wawancara dicatat. Dan informasi yang dicatat adalah bagian dari tumbuhan pepaya yang digunakan sebagai obat tradisional, khasiat, dan cara pengolahannya.

5. Pengolahan Data
   Data yang telah terkumpul ditabulasi, dicantumkan nama daerah, bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional, khasiat dan cara pengolahannya.
F. Hasil dan Pembahasan
      Berdasarkan metode penelitian yang dilakukan maka diperoleh hasil bahwa tanaman pepaya sangat berguna bagi kesehatan manusia. Pepaya dijadikan sebagai pengobatan secara alamiah, pepaya mampu mencegah dan mengurangi radikal bebas penyebab kanker, seperti kanker pankreas dan kolon, payudara dan kandungan kemih.
      Pepaya juga sangat baik bagi perokok karena kandungan kemih antioksidannya yang tinggi. Manfaat penting lainnya yaitu bermanfaat bagi kesuburan pria, karena kandungan vitamin C-nya yang sangat tinggi , memperkuat dinding kapiler saluran darah,memperbaharui sel darah putih , meningkatkan kekebalan tubuh, mengurangi peradangan , dan bermanfaat bagi kesehatan mata. Disamping itu juga tumbuhan pepaya bisa juga dijadikan sebagai bahan masakan yang lezat.
G. Kesimpulan
      Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat adalah daun, buah, biji , getah ( untuk obat sengatan binatang berbisa ). Bagian yang jarang digunakan adalah batang dan akar.
b. Cara mengolah tumbuhan ini sangat mudah yaitu buahnya bisa dimakan langsung atau di jus , sedangkan daunnya diolah secara tradisional yaitu dengan cara ditumbuk. Sedangkan bijinya digongseng terlebih dahulu baru ditumbuk/dihaluskan.








Kesultanan Aceh Darussalam

Kesultanan Aceh Darussalam merupakan sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di provinsi Aceh, Indonesia. Kesultanan Aceh terletak di utara pulau Sumatera dengan ibu kota Kutaraja (Banda Aceh) dengan sultan pertamanya adalah Sultan Ali Mughayat Syah yang dinobatkan pada pada Ahad, 1 Jumadil awal 913 H atau pada tanggal 8 September 1507. Dalam sejarahnya yang panjang itu (1496 -1903), Aceh telah mengukir masa lampaunya dengan begitu megah dan menakjubkan, terutama karena kemampuannya dalam mengembangkan pola dan sistem pendidikan militer, komitmennya dalam menentang imperialisme bangsa Eropa, sistem pemerintahan yang teratur dan sistematik, mewujudkan pusat-pusat pengkajian ilmu pengetahuan, hingga kemampuannya dalam menjalin hubungan diplomatik dengan negara lain.[1]
Daftar isi
  [sembunyikan
·         1 Sejarah
·         2 Sultan Aceh
·         3 Tradisi kesultanan
o    3.1 Gelar
·         4 Lihat pula
·         5 Referensi
o    5.1 Sumber
[sunting]Sejarah
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Aceh
[sunting]Awal mula
Kesultanan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1496. Pada awalnya kerajaan ini berdiri atas wilayah Kerajaan Lamuri, kemudian menundukan dan menyatukan beberapa wilayah kerajaan sekitarnya mencakup Daya, Pedir, Lidie, Nakur. Selanjutnya pada tahun 1524 wilayah Pasai sudah menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh diikuti dengan Aru.
Pada tahun 1528, Ali Mughayat Syah digantikan oleh putera sulungnya yang bernama Salahuddin, yang kemudian berkuasa hingga tahun1537. Kemudian Salahuddin digantikan oleh Sultan Alauddin Riayat Syah al-Kahar yang berkuasa hingga tahun 1568.[2]
[sunting]Masa kejayaan
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/2/2a/2833217208_5cbae5f46a.jpg/125px-2833217208_5cbae5f46a.jpg
http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf3/skins/common/images/magnify-clip.png
Kesultanan Aceh mengalami masa keemasan pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda (1607 - 1636). Pada masa kepemimpinannya, Aceh telah berhasil memukul mundur kekuatan Portugis dari selat Malaka. Kejadian ini dilukiskan dalam La Grand Encyclopedie bahwa pada tahun 1582, bangsa Aceh sudah meluaskan pengaruhnya atas pulau-pulau Sunda (Sumatera, Jawa dan Kalimantan) serta atas sebagian tanah Semenanjung Melayu. Selain itu Aceh juga melakukan hubungan diplomatik dengan semua bangsa yang melayari Lautan Hindia. Pada tahun 1586, kesultanan Aceh melakukan penyerangan terhadap Portugis di Melaka dengan armada yang terdiri dari 500 buah kapal perang dan 60.000 tentara laut. Serangan ini dalam upaya memperluas dominasi Aceh atas Selat Malaka dan semenanjung Melayu. Walaupun Aceh telah berhasil mengepung Malaka dari segala penjuru, namun penyerangan ini gagal dikarenakan adanya persekongkolan antara Portugis dengan kesultanan Pahang.
Dalam lapangan pembinaan kesusasteraan dan ilmu agama, Aceh telah melahirkan beberapa ulama ternama, yang karangan mereka menjadi rujukan utama dalam bidang masing-masing, seperti Hamzah Fansuri dalam bukunya Tabyan Fi Ma'rifati al-U Adyan, Syamsuddin al-Sumatrani dalam bukunya Mi'raj al-Muhakikin al-Iman,Nuruddin Al-Raniri dalam bukunya Sirat al-Mustaqim, dan Syekh Abdul Rauf Singkili dalam bukunya Mi'raj al-Tulabb Fi Fashil.
[sunting]Kemunduran
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/bd/Banda_Aceh%27s_Grand_Mosque%2C_Indonesia.jpg/220px-Banda_Aceh%27s_Grand_Mosque%2C_Indonesia.jpg
http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf3/skins/common/images/magnify-clip.png
Kemunduran Kesultanan Aceh bermula sejak kemangkatan Sultan Iskandar Tsani pada tahun 1641. Kemunduran Aceh disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya ialah makin menguatnya kekuasaan Belanda di pulau Sumatera dan Selat Malaka, ditandai dengan jatuhnya wilayah Minangkabau, Siak, Tapanuli dan Mandailing, Deli serta Bengkulu kedalam pangkuan penjajahan Belanda. Faktor penting lainnya ialah adanya perebutan kekuasaan di antara pewaris tahta kesultanan.
Traktat London yang ditandatangani pada 1824 telah memberi kekuasaan kepada Belanda untuk menguasai segala kawasan British/Inggris di Sumatra sementara Belanda akan menyerahkan segala kekuasaan perdagangan mereka di India dan juga berjanji tidak akan menandingi British/Inggris untuk menguasai Singapura.
Pada akhir November 1871, lahirlah apa yang disebut dengan Traktat Sumatera, dimana disebutkan dengan jelas "Inggris wajib berlepas diri dari segala unjuk perasaan terhadap perluasan kekuasaan Belanda di bagian manapun di Sumatera. Pembatasan-pembatasan Traktat London 1824 mengenai Aceh dibatalkan." Sejak itu, usaha-usaha untuk menyerbu Aceh makin santer disuarakan, baik dari negeri Belanda maupun Batavia. Setelah melakukan peperangan selama 40 tahun, Kesultanan Aceh akhirnya jatuh dan digabungkan sebagai bagian dari negara Hindia Timur Belanda. Pada tahun 1942, pemerintahan Hindia Timur Belanda jatuh di bawah kekuasan Jepang. Pada tahun 1945, Jepang dikalahkan Sekutu, sehingga tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan di ibukota Hindia Timur Belanda (Indonesia) segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Aceh menyatakan bersedia bergabung ke dalam Republik indonesia atas ajakan dan bujukan dari Soekarno kepada pemimpin Aceh Sultan Muhammad Daud Beureueh saat itu[rujukan?].
[sunting]Perang Aceh
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perang Aceh
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/d9/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Portret_van_de_Sultan_van_Atjeh_TMnr_10001853.jpg/220px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Portret_van_de_Sultan_van_Atjeh_TMnr_10001853.jpg
http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf3/skins/common/images/magnify-clip.png
Sultan Muhammad Daud Syah Johan Berdaulat, sultan Aceh pada tahun 1521.
Perang Aceh dimulai sejak Belanda menyatakan perang terhadap Aceh pada 26 Maret 1873 setelah melakukan beberapa ancaman diplomatik, namun tidak berhasil merebut wilayah yang besar. Perang kembali berkobar pada tahun 1883, namun lagi-lagi gagal, dan pada 1892 dan 1893, pihak Belanda menganggap bahwa mereka telah gagal merebut Aceh.
Pada tahun 1896 Dr. Christiaan Snouck Hurgronje, seorang ahli Islam dari Universitas Leiden yang telah berhasil mendapatkan kepercayaan dari banyak pemimpin Aceh, memberikan saran kepada Belanda agar merangkul para ulama, dan hormat kepada sultan. Saran ini ternyata berhasil. Pada tahun 1898, Gubernur Jendral Joannes Benedictus van Heutsz dinyatakan sebagai gubernur Aceh, mendapat pangkat Tuanku Tijan, dan bersama wakilnya, Hendrikus Colijn, yang mendepat pangkat Tuanku Niman untuk menata Aceh.
Pada tahun 1903 Sultan Muhammad Daud akhirnya menyerahkan diri kepada Belanda setelah dua istrinya, anak serta ibundanya terlebih dahulu ditangkap oleh Belanda. Kesultanan Aceh akhirnya berada dalam kegelapan pada tahun 1904. Saat itu, hampir seluruh Aceh telah direbut Beland